What do you think?
Rate this book
Dodging the Toxic Bullet: How to Protect Yourself from Everyday Environmental Health Hazards
Practical and empowering strategies for identifying and avoiding health hazards, from the co-author of David Suzuki's Green Guide. Following David Suzuki's Green Guide -- called ""the green bible"" by the Globe and Mail --
Dodging the Toxic Bullet
presents workable strategies that show how we can live a longer, healthier life by breathing clean air, eating healthful food, drinking safe water, and using nontoxic products. Author David R. Boyd provides:
accessible background on a range of hazards: mercury in fish, carcinogens in cleaning products, lead in toys, and lethal E. coli in ground beef
clear directions for reducing risk
easy-to-follow advice for parents to protect infants and children
guidance on changing government policies and business practices through advocacy
informative sidebars and compelling checklists
Published in partnership with the David Suzuki Foundation
accessible background on a range of hazards: mercury in fish, carcinogens in cleaning products, lead in toys, and lethal E. coli in ground beef
clear directions for reducing risk
easy-to-follow advice for parents to protect infants and children
guidance on changing government policies and business practices through advocacy
informative sidebars and compelling checklists
Published in partnership with the David Suzuki Foundation
- GenresNonfiction
226 pages, Kindle Edition
First published March 2, 2010
40 people want to read
About the author
David R. Boyd
18 books50 followersDavid R. Boyd is an environmental lawyer, professor, and advocate for recognition of the right to live in a healthy environment. Boyd is the award-winning author of seven books and more than 100 articles and currently co-chairs Vancouver’s Greenest City initiative with Mayor Gregor Robertson. He lives on Pender Island, B.C. For more information, visit DavidRichardBoyd.com.
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 - 5 of 5 reviews
July 28, 2011
I skimmed it, I admit it. Interesting things included: radon gas testing (you can buy kits online) - need to take action if radon level exceeds 4 picoCuries per litre (or 150 bequerels per cubic metre).
Good plants for cleaning the air:
money tree, english ivy, bamboo palm, weeping fig, rubber plant, devil's ivy, african daisy, snake plant, philodendrons, dracaenas, chinese evergreen.
Avoid products with lead, mercury, placenta, phthalates, petroleum by-products, nanoparticles, parabens, diethanolamine, triethanolamine, glycol ethers, toluese, and sodium lauryl sulfate
www.cosmeticsdatabase.com/special/wha...
Buy "fragrance-free" or "perfume-free", not "unscented"
Avoid powders and sprays
Harness the power of your money:
www.socialinvestment.ca
Good plants for cleaning the air:
money tree, english ivy, bamboo palm, weeping fig, rubber plant, devil's ivy, african daisy, snake plant, philodendrons, dracaenas, chinese evergreen.
Avoid products with lead, mercury, placenta, phthalates, petroleum by-products, nanoparticles, parabens, diethanolamine, triethanolamine, glycol ethers, toluese, and sodium lauryl sulfate
www.cosmeticsdatabase.com/special/wha...
Buy "fragrance-free" or "perfume-free", not "unscented"
Avoid powders and sprays
Harness the power of your money:
www.socialinvestment.ca
October 24, 2010
This book gives a great overview about how to avoid everyday toxins and would make a great starting point for anyone looking to begin a journey toward a healthier life, as it covers all the basics. However, if you already know the dangers of lead, the importance of indoor air quality, why you should choose clean cosmetics, etc, then you probably don't need to read this one.
This entire review has been hidden because of spoilers.
December 17, 2020
Dalam kehidupan sehari-hari, rupanya kita terpapar oleh zat-zat berbahaya dari aneka benda yang kita konsumsi. Bukan hanya benda buatan manusia, melainkan juga benda-benda alam seperti air, sinar matahari, dan udara. Buku ini menjelaskan tentang keberadaan zat-zat berbahaya itu berikut cara-cara mengatasinya. Pada dasarnya ada tiga cara, yaitu:
1) Mengenali zat-zat berbahaya tersebut
2) Menyingkirkan sumbernya
3) Membatasi paparan
Memang buku ini cenderung mencakup wilayah Amerika utara, namun sesekali menyenggol juga keadaan di belahan dunia lain; utamanya bahwa potensi bahaya lebih besar di negara-negara berkembang dan bahwa negara-negara Skandinavia dapat dijadikan contoh. Untuk pembaca Indonesia, saya pikir buku ini tetap relevan dan dapat dijadikan panduan dalam mencari informasi yang kontekstual di lembaga-lembaga setempat. Banyak di antara tipsnya yang dapat dipraktikkan tanpa mengenal lokasi geografis, seperti:
- Kurangi belanja, terutama produk dari C*** yang katanya mengandung arsenik, asbestos, barium, kadmium, timbal, merkuri, dan gamma-hydrozybutyrate (halaman 100, 111).
- Jangan gunakan kamper. Naphthalene dan paradichlorobenzene dapat mengganggu paru-paru dan berkaitan dengan kanker serta masalah reproduksi (halaman 103).
- Nama-nama kimia yang sulit diucapkan bisa menjadi petunjuk bahwa produk sebaiknya tidak dikonsumsi.
Tips lainnya sudah umum.
Bagi saya pribadi, buku ini bisa bikin kewalahan dan ketakutan.
Kewalahan karena tipsnya banyak banget. Beberapa tips sudah pernah saya coba praktikkan. Contohnya berkebun dan bersepeda. Dibandingkan dengan kebiasaan berbelanja ke warung atau menggunakan kendaraan bermotor, keduanya terasa menguras tenaga dan waktu. Apalagi kalau mau menambah kebiasaan yang lain.
Ketakutan karena risiko yang sedemikian dari zat-zat berbahaya itu. Sebenarnya berkembangnya risiko ini bergantung pada berbagai faktor. Misalnya saja, ada cerita-cerita dari sekitar yang menunjukkan bahwa orang yang gaya hidupnya sudah sehat tetap saja masih bisa kena kanker. Contoh lain, ada banyak anak yang dapat tumbuh baik-baik saja sekalipun hidup di kota besar dengan aneka polutannya. Jadi, sepertinya gangguan-gangguan lingkungan ini tidak perlu begitu dikhawatirkan. Di sisi lain, orang malah jadi cuek sama sekali karena bahaya yang tidak kentara itu.
Studies show that people who adopt environmentally friendly behaviors such as riding bicycles and recycling tend to be happier, katanya (halaman 160-161). Terus terang saja, mempraktikkan hal-hal ini berikut membicarakan isu lingkungan hidup dengan kawan-kawan membikin saya merasa jadi SJW/Social Justice Warrior--istilah yang berstigma. Betapapun pemerintah maupun LSM sudah berusaha mensosialisasikan gaya hidup ramah lingkungan, sampai belakangan ini kebanyakan orang masih menganggapnya aneh. Sekalipun sudah tahu sebaiknya begini-begitu, mereka tampak masih segan atau belum benar-benar berusaha mempraktikkannya; atau, tuntutan hidup sehari-hari sudah cukup menyibukkan/merepotkan sehingga sulit menaruh perhatian pada masalah ini. Walaupun menginsafi bahwa ini sedikit kebaikan yang dapat saya lakukan, menjadi berbeda dari kebanyakan orang tidak membuat saya happier. Memang di samping soal lingkungan hidup ini, ada berbagai soal lain yang merundung saya sehingga belum bisa benar-benar menghayati "kebahagiaan" yang mungkin timbul dari melaksanakan gaya hidup ini.
Contoh lainnya yang pelik, yaitu,
tapi kalau belum terbang ke luar negeri seperti orang lain rasanya belum happy, ya, hahaha. Lewat Corona, jangan-jangan ramai lagi tuh penerbangan :)
Adakalanya buku ini berhawa Endgame -nya Derrick Jensen, yang memahamkan saya bahwa sesungguhnya segala kesenangan duniawi ini hanyalah tipu daya belaka.
1) Mengenali zat-zat berbahaya tersebut
2) Menyingkirkan sumbernya
3) Membatasi paparan
Memang buku ini cenderung mencakup wilayah Amerika utara, namun sesekali menyenggol juga keadaan di belahan dunia lain; utamanya bahwa potensi bahaya lebih besar di negara-negara berkembang dan bahwa negara-negara Skandinavia dapat dijadikan contoh. Untuk pembaca Indonesia, saya pikir buku ini tetap relevan dan dapat dijadikan panduan dalam mencari informasi yang kontekstual di lembaga-lembaga setempat. Banyak di antara tipsnya yang dapat dipraktikkan tanpa mengenal lokasi geografis, seperti:
- Kurangi belanja, terutama produk dari C*** yang katanya mengandung arsenik, asbestos, barium, kadmium, timbal, merkuri, dan gamma-hydrozybutyrate (halaman 100, 111).
- Jangan gunakan kamper. Naphthalene dan paradichlorobenzene dapat mengganggu paru-paru dan berkaitan dengan kanker serta masalah reproduksi (halaman 103).
- Nama-nama kimia yang sulit diucapkan bisa menjadi petunjuk bahwa produk sebaiknya tidak dikonsumsi.
Tips lainnya sudah umum.
Bagi saya pribadi, buku ini bisa bikin kewalahan dan ketakutan.
Kewalahan karena tipsnya banyak banget. Beberapa tips sudah pernah saya coba praktikkan. Contohnya berkebun dan bersepeda. Dibandingkan dengan kebiasaan berbelanja ke warung atau menggunakan kendaraan bermotor, keduanya terasa menguras tenaga dan waktu. Apalagi kalau mau menambah kebiasaan yang lain.
Ketakutan karena risiko yang sedemikian dari zat-zat berbahaya itu. Sebenarnya berkembangnya risiko ini bergantung pada berbagai faktor. Misalnya saja, ada cerita-cerita dari sekitar yang menunjukkan bahwa orang yang gaya hidupnya sudah sehat tetap saja masih bisa kena kanker. Contoh lain, ada banyak anak yang dapat tumbuh baik-baik saja sekalipun hidup di kota besar dengan aneka polutannya. Jadi, sepertinya gangguan-gangguan lingkungan ini tidak perlu begitu dikhawatirkan. Di sisi lain, orang malah jadi cuek sama sekali karena bahaya yang tidak kentara itu.
Studies show that people who adopt environmentally friendly behaviors such as riding bicycles and recycling tend to be happier, katanya (halaman 160-161). Terus terang saja, mempraktikkan hal-hal ini berikut membicarakan isu lingkungan hidup dengan kawan-kawan membikin saya merasa jadi SJW/Social Justice Warrior--istilah yang berstigma. Betapapun pemerintah maupun LSM sudah berusaha mensosialisasikan gaya hidup ramah lingkungan, sampai belakangan ini kebanyakan orang masih menganggapnya aneh. Sekalipun sudah tahu sebaiknya begini-begitu, mereka tampak masih segan atau belum benar-benar berusaha mempraktikkannya; atau, tuntutan hidup sehari-hari sudah cukup menyibukkan/merepotkan sehingga sulit menaruh perhatian pada masalah ini. Walaupun menginsafi bahwa ini sedikit kebaikan yang dapat saya lakukan, menjadi berbeda dari kebanyakan orang tidak membuat saya happier. Memang di samping soal lingkungan hidup ini, ada berbagai soal lain yang merundung saya sehingga belum bisa benar-benar menghayati "kebahagiaan" yang mungkin timbul dari melaksanakan gaya hidup ini.
Contoh lainnya yang pelik, yaitu,
Research indicates that people with smaller ecological footprints lead happier lives. (halaman 121)
Human influences, including global travel, are major factors in the emergence and spread of zoonotic diseases. (halaman 156)
tapi kalau belum terbang ke luar negeri seperti orang lain rasanya belum happy, ya, hahaha. Lewat Corona, jangan-jangan ramai lagi tuh penerbangan :)
Adakalanya buku ini berhawa Endgame -nya Derrick Jensen, yang memahamkan saya bahwa sesungguhnya segala kesenangan duniawi ini hanyalah tipu daya belaka.
Our comfortable lifestyle carries a prodigious lost .... (halaman 13)
March 8, 2016
Didn't really manage to glean anything useful - or that which I didn't already know - from this book.
Most of it is standard advice like: what toxic chemicals may be present in the home, the urban environment, on foods, etc, and how to deal with them.
I guess I was hoping for a broader examination of the pervasiveness of all forms of toxic pollution in today's world, from developed nations to the third world, and how those toxins might differ (if at all) in type and amount from place to place, and the effects those toxins had and continue to have on humans. Also legislation and regulatory measures on these topics, past, current and future studies, etc etc. Would also liked to have a comparison between organic and non-organic food growing in particular, and how these 2 types of farming differ in developing nations in particular, where supervision and adherence to law are difficult to maintain.
The above issues were not sufficiently addressed in the book; it provided too general an overview of things.
Most of it is standard advice like: what toxic chemicals may be present in the home, the urban environment, on foods, etc, and how to deal with them.
I guess I was hoping for a broader examination of the pervasiveness of all forms of toxic pollution in today's world, from developed nations to the third world, and how those toxins might differ (if at all) in type and amount from place to place, and the effects those toxins had and continue to have on humans. Also legislation and regulatory measures on these topics, past, current and future studies, etc etc. Would also liked to have a comparison between organic and non-organic food growing in particular, and how these 2 types of farming differ in developing nations in particular, where supervision and adherence to law are difficult to maintain.
The above issues were not sufficiently addressed in the book; it provided too general an overview of things.
April 12, 2021
A little dated but a good reminder about how we need to treat the environment.
"What we put in the environment, we put in ourselves" (Boyd)
"What we put in the environment, we put in ourselves" (Boyd)
Displaying 1 - 5 of 5 reviews