Ia datang dengan lidah yang sangat liar,
gelembung diri dalam gelombang yang besar;
air yang lembut kini cemeti yang keras,
berbisik tentang fananya alam yang waras.
Ia mula kebisuan luar biasa,
walaupun ufuk ternyata damai awalnya.
Tapi, lantai bumi retak cemas di laut,
pesan yang hanya difaham ikan yang takut.
Ruang terkejut kosong, laut nafas murka,
sebelum mimpi tak terimbas pun bahaya.
Ombak menari dalam busana biasa,
meluncur dan serentak merentap segala,
darah dan lumpur mula akrab bersaudara.
D...
Published on December 23, 2009 20:05